Etika dalam
pendidikan yang berbudaya
Pendidikan
merupakan sebuah indikator penting untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa. Jika
sebuah bangsa ingin ditempatkan pada pergaulan dunia dalam tataran yang
bermartabat dan modern, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah
mengembangkan pendidikan yang memiliki relevansi dan daya saing bagi seluruh
anak bangsa. Mengapa demikian? Karena pendidikan merupakan gerbang untuk
memahami dunia sekaligus gerbang untuk menguasai pola pikir dan kultur spesifik
di dalam pergaulan global.Dalam perspektif politik pendidikan, seorang filosofi
Yunani abad pertengahan mengatakan bahwa penaklukan dunia ditentukan oleh
seberapa jauh pendidikan suatu bangsa dapat dicapai dan seberapa maju
bangsa-bangsa bersangkutan menguasai ilmu pengetahuan. ini berarti sebagai
simbol kemajuan peradaban bangsa, penguasaan ilmu pengetahuan menjadi sangat
penting bahkan menjadian sebuah pra-kondisi imperatif bagi keunggulan sebuah
bangsa.
Dalam bahasa
budaya, menganggap penguasaan ilmu
pengetahuan sebagai bentuk ekspresi kemajuan berpikir dan berperilaku sebuah
bangsa.Sebagai bagian tidak terpisah dari sistem kehidupan masyarakat,
pembangunan pendidikan sekaligus juga menjadi indikator penting dari proses
pembangunan karakter bangsa. Karena itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi sekaligus merupakan upaya mengagungkan martabat dan perilaku
bangsa,secara menyeluruh. Kemajuan-kemajuan pendidikan yang dicapai
mencerminkan bagaimana bangsa tersebut menghargai dan melindungi martabatnya di
antara pergaulan masyarakat dunia. Dengan demikian, tidak berlebihan pula jika
cara berpolitik dan sopan-santun di dalam pergaulan antarbangsa sangat
dipengaruhi tingkat pendidikan yang dimiliki dan berhasil dicapai sehingga
secara umum berpengaruh di dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa
bersangkutan. Bahkan, taraf pendidikan yang dimiliki suatu bangsa dapat
memberikan gambaran bagaimana sebuah Bangsa itu berkarakter dan berprilaku.
Tingkat
pendidikan masyarakat dan terutama para pemegang kekuasaan secara semantik
mempengaruhi bagaimana para penguasa memandang dan bersikap dalam menghadapi
setiap persoalan yang muncul. Inilah yang disebut di dalam politik pendidikan
sebagai bagian perilaku santun yang menjadi kontrol penting etika kebijakan
dalam pertarungan kepentingan politik yang terus mengalami
dinamika.Memartabatkan pendidikan tidak berarti menempatkan nilai etis
pendidikan di atas tata nilai lainnya di dalam pergaulan sosial, politik,
ekonomi bahkan budaya. Memartabatkan pendidikan berarti memberikan nilai rasa
estetis kolektif maupun individual pada sisi perilaku dan etika pergaulan yang
lebih bermartabat.
Ini berarti
bahwa di dalam konteks mengembangkan hubungan-hubungan antarindividu maupun
kolektif penting menempatkan pendidikan yang mengandung nilai etis dan estetika
secara benar dan berbudaya. Sebut saja Prancis, Jerman, Jepang atau Cina yang
menempatkan diri pada jajaran penting pergaulan dunia karena menjadikan
pendidikan sebagai bagian etis dalam pembangunan bangsanya dan menjadi ukuran
penting dalam membangun relasi-relasi global dalam konteks kepentingan yang
luas.Secara umum, nilai etis pendidikan yang menjadi dasar penting pergaulan
dunia yang tebih bermartabat tersebut pada gifirannya mengandung unsur-unsur
nilai yang menempatkan bangsa bersangkutan sebagai bagian pergaulan dunia yang
disegani bahkan seringkali dijadikan sebagai 'ikon' kemajuan bangsa-bangsa di
dunia. Meskipun demikian, tidak dipungkiri pula bahwa dominasi politik di dalam
menentukan prioritas pembangunan nasional yang bersifat monologis seringkali
menjadi sangat menentukan arah pengembangan dan karakter pendidikan yang direncanakan.
Dan pada gilirannya menentukan arah pendidikannya berdasarkan
kepentingan-kepentingan politis praktis.
Demikian juga
dengan Bangsa Indonesia yang sedang berjuang menjadi bagian pergaulan
bangsa-bangsa yang lebih global. Dalam konteks ini, berbagai upaya telah
dilakukan terutama di dalam memperkuat karakter bangsa melalui pembangunan
pendidikan nasional. Pengentasan kemiskinan dan wajib belajar sembilan tahun
merupakan salah satu upaya penting dalam mengangkat martabat bangsa ini di mata
internasional.Keterbelakangan yang telah menghimpit Bangsa Indonesia selama
berabadabad telah menjadi pengalaman 'buruk' kita. Dengan demikian kita harus
memacu pembangunan pendidikan yang lebih bermartabat. Karena hanya inilah cara
kita agar dapat menjembatani dan menyatukan perbedaan karakter dan budaya
bangsa yang sangat majemuk. Inilah cara kita membangun kembali citra kita yang
berkarakter kuat sebagai bagian peradaban dunia yang memiliki nilai-nilai
adiluhung sebagaimana termanifestasi di dalam lambang Negara Republik
Indonesia.
Dari sisi
politik, pendidikan merupakan jembatan menuju masyarakat demokratis yang
meleburkan berbagai perbedaan kepentingan. Realitas ini dapat dilihat dari
leburnya perbedaan kasta, derajat budaya atau perbedaan kepentingan politik ke
dalam nilai-nilai komunikasi yang bersifat monologis nasionalistik. Untuk itu,
pendidikan merupakan satu-satunya jalur yang dianggap mampu menjembatani
perbedaan-perbedaan kultural di dalam keanekaragaman etnis dan budaya bangsa
Indonesia.Hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia lebih mampu memahami
dirinya dan sekaligus merekatkan perbedaan-perbedaan dalam upaya mempertahankan
kesatuan bangsa Indonesia yang memiki kompleksitas kepentingan, nilai budaya,
dan karakter masyarakat yang beragam.
Di samping
itu, pendidikan juga harus mampu membangun identitas kultural bangsa yang lebih
kuat sehingga dapat menempatkan bangsa ini sebagai bagian penting pergaulan
dunia yang lebih luas. Di dalam konteks yang lebih global, nilainilai yang
dibangun secara holistik akan merasuk ke dalam tata nilai dan pergaulan dunia
yang lebih berkarakter. Untuk itu, di dalam kerangka memperkuat posisi tawar
bangsa, maka perlu dukungan dari seluruh komponen bangsa termasuk di dalamnya
adalah dukungan politik di dalam pembangunan pendidikan nasional yang lebih
luas. Penghargaan bidang pendidikan di dalam pergaulan global harus dimulai
dari penghargaan yang diberikan oleh bangsa Indonesia sendiri. Karena bangsa
yang besar adalah bangsa yang bisa dan mau menghargai dirinya sendiri dan
nilai-nilai komunikatif yang terkandung di dalam perilaku budayanya. Inilah
satu satunya cara untuk memperkuat posisi tawar kita di dalam pergaulan global.
Semoga apa yang kita cita-citakan dalam membangun pendidikan anak-anak bangsa
ini dapat menempatkan kita pada tingkat pergaulan yang lebih bermartabat,
berharkat, dan berkarakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar