Minggu, 13 Januari 2013

Etika dalam pendidikan yang berbudaya



Etika dalam pendidikan yang berbudaya
Pendidikan merupakan sebuah indikator penting untuk mengukur kemajuan sebuah bangsa. Jika sebuah bangsa ingin ditempatkan pada pergaulan dunia dalam tataran yang bermartabat dan modern, maka yang pertama-tama harus dilakukan adalah mengembangkan pendidikan yang memiliki relevansi dan daya saing bagi seluruh anak bangsa. Mengapa demikian? Karena pendidikan merupakan gerbang untuk memahami dunia sekaligus gerbang untuk menguasai pola pikir dan kultur spesifik di dalam pergaulan global.Dalam perspektif politik pendidikan, seorang filosofi Yunani abad pertengahan mengatakan bahwa penaklukan dunia ditentukan oleh seberapa jauh pendidikan suatu bangsa dapat dicapai dan seberapa maju bangsa-bangsa bersangkutan menguasai ilmu pengetahuan. ini berarti sebagai simbol kemajuan peradaban bangsa, penguasaan ilmu pengetahuan menjadi sangat penting bahkan menjadian sebuah pra-kondisi imperatif bagi keunggulan sebuah bangsa.
Dalam bahasa budaya,   menganggap penguasaan ilmu pengetahuan sebagai bentuk ekspresi kemajuan berpikir dan berperilaku sebuah bangsa.Sebagai bagian tidak terpisah dari sistem kehidupan masyarakat, pembangunan pendidikan sekaligus juga menjadi indikator penting dari proses pembangunan karakter bangsa. Karena itu, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus merupakan upaya mengagungkan martabat dan perilaku bangsa,secara menyeluruh. Kemajuan-kemajuan pendidikan yang dicapai mencerminkan bagaimana bangsa tersebut menghargai dan melindungi martabatnya di antara pergaulan masyarakat dunia. Dengan demikian, tidak berlebihan pula jika cara berpolitik dan sopan-santun di dalam pergaulan antarbangsa sangat dipengaruhi tingkat pendidikan yang dimiliki dan berhasil dicapai sehingga secara umum berpengaruh di dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat bangsa bersangkutan. Bahkan, taraf pendidikan yang dimiliki suatu bangsa dapat memberikan gambaran bagaimana sebuah Bangsa itu berkarakter dan berprilaku.
Tingkat pendidikan masyarakat dan terutama para pemegang kekuasaan secara semantik mempengaruhi bagaimana para penguasa memandang dan bersikap dalam menghadapi setiap persoalan yang muncul. Inilah yang disebut di dalam politik pendidikan sebagai bagian perilaku santun yang menjadi kontrol penting etika kebijakan dalam pertarungan kepentingan politik yang terus mengalami dinamika.Memartabatkan pendidikan tidak berarti menempatkan nilai etis pendidikan di atas tata nilai lainnya di dalam pergaulan sosial, politik, ekonomi bahkan budaya. Memartabatkan pendidikan berarti memberikan nilai rasa estetis kolektif maupun individual pada sisi perilaku dan etika pergaulan yang lebih bermartabat.
Ini berarti bahwa di dalam konteks mengembangkan hubungan-hubungan antarindividu maupun kolektif penting menempatkan pendidikan yang mengandung nilai etis dan estetika secara benar dan berbudaya. Sebut saja Prancis, Jerman, Jepang atau Cina yang menempatkan diri pada jajaran penting pergaulan dunia karena menjadikan pendidikan sebagai bagian etis dalam pembangunan bangsanya dan menjadi ukuran penting dalam membangun relasi-relasi global dalam konteks kepentingan yang luas.Secara umum, nilai etis pendidikan yang menjadi dasar penting pergaulan dunia yang tebih bermartabat tersebut pada gifirannya mengandung unsur-unsur nilai yang menempatkan bangsa bersangkutan sebagai bagian pergaulan dunia yang disegani bahkan seringkali dijadikan sebagai 'ikon' kemajuan bangsa-bangsa di dunia. Meskipun demikian, tidak dipungkiri pula bahwa dominasi politik di dalam menentukan prioritas pembangunan nasional yang bersifat monologis seringkali menjadi sangat menentukan arah pengembangan dan karakter pendidikan yang direncanakan. Dan pada gilirannya menentukan arah pendidikannya berdasarkan kepentingan-kepentingan politis praktis.
Demikian juga dengan Bangsa Indonesia yang sedang berjuang menjadi bagian pergaulan bangsa-bangsa yang lebih global. Dalam konteks ini, berbagai upaya telah dilakukan terutama di dalam memperkuat karakter bangsa melalui pembangunan pendidikan nasional. Pengentasan kemiskinan dan wajib belajar sembilan tahun merupakan salah satu upaya penting dalam mengangkat martabat bangsa ini di mata internasional.Keterbelakangan yang telah menghimpit Bangsa Indonesia selama berabadabad telah menjadi pengalaman 'buruk' kita. Dengan demikian kita harus memacu pembangunan pendidikan yang lebih bermartabat. Karena hanya inilah cara kita agar dapat menjembatani dan menyatukan perbedaan karakter dan budaya bangsa yang sangat majemuk. Inilah cara kita membangun kembali citra kita yang berkarakter kuat sebagai bagian peradaban dunia yang memiliki nilai-nilai adiluhung sebagaimana termanifestasi di dalam lambang Negara Republik Indonesia.
Dari sisi politik, pendidikan merupakan jembatan menuju masyarakat demokratis yang meleburkan berbagai perbedaan kepentingan. Realitas ini dapat dilihat dari leburnya perbedaan kasta, derajat budaya atau perbedaan kepentingan politik ke dalam nilai-nilai komunikasi yang bersifat monologis nasionalistik. Untuk itu, pendidikan merupakan satu-satunya jalur yang dianggap mampu menjembatani perbedaan-perbedaan kultural di dalam keanekaragaman etnis dan budaya bangsa Indonesia.Hal inilah yang menyebabkan bangsa Indonesia lebih mampu memahami dirinya dan sekaligus merekatkan perbedaan-perbedaan dalam upaya mempertahankan kesatuan bangsa Indonesia yang memiki kompleksitas kepentingan, nilai budaya, dan karakter masyarakat yang beragam.
Di samping itu, pendidikan juga harus mampu membangun identitas kultural bangsa yang lebih kuat sehingga dapat menempatkan bangsa ini sebagai bagian penting pergaulan dunia yang lebih luas. Di dalam konteks yang lebih global, nilainilai yang dibangun secara holistik akan merasuk ke dalam tata nilai dan pergaulan dunia yang lebih berkarakter. Untuk itu, di dalam kerangka memperkuat posisi tawar bangsa, maka perlu dukungan dari seluruh komponen bangsa termasuk di dalamnya adalah dukungan politik di dalam pembangunan pendidikan nasional yang lebih luas. Penghargaan bidang pendidikan di dalam pergaulan global harus dimulai dari penghargaan yang diberikan oleh bangsa Indonesia sendiri. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa dan mau menghargai dirinya sendiri dan nilai-nilai komunikatif yang terkandung di dalam perilaku budayanya. Inilah satu satunya cara untuk memperkuat posisi tawar kita di dalam pergaulan global. Semoga apa yang kita cita-citakan dalam membangun pendidikan anak-anak bangsa ini dapat menempatkan kita pada tingkat pergaulan yang lebih bermartabat, berharkat, dan berkarakter.

Kehidupan manusia dan pendidikan



Kehidupan manusia dan pendidikan

Manusia tercipta di dunia , tidak lain dan tidak bukan adalah untuk belajar dan terus belajar. Tanpa disadari seorang dalam setiap melakukan aktivitasnya terjadilah proses belajar, yang dilakukan secara tersendiri dan bukan melalui proses pendidikan formal. Sedangkan proses pendidikan formal adalah proses belajar yang dilakukan dalam lingkungan sekolah, yang didalamnya terdapat beberapa aspek yaitu sekolah, pengajar dan peserta didik. Dalam proses belajar dilakukan oleh pengajar dan peserta didik, yang disebutnya kegiatan belajar mengajar. Disinilah guru menuangkan atau menyampaikan pengetahuannya kepada peserta didik dengan sebenar-benar dan seluas-luasnya pengetahuannya. Hal yang demikian menjadikan pengajar menjadi bayang-bayang bagi para peserta didik, karena pengetahuan yang dimiliki peserta didik tidak bukan sama dengan pengetahuan yang dimiliki oleh guruya. Berbeda dengan pengetahuan filsafat, disana menuntut siswanya untuk belajar sesuai dengan kemampuannya, memaksimalkan yang dimiliki, menggali dan terus menggali potensi yang dimiliki dengan belajar dan belajar baik dengan ada pendamping maupun secara mandiri. Jadi seorang guru tidaklah harus menjadi sebuah bayang-bayang siswanya, sehingga menuntut kemandirian yang berbatas. Seorang yang memiliki pengetahuan yang cukup bisa dikatakan seorang dewa, dia memiliki kemampuan untuk memberikan petunjuk dan arahan kepada para pengikutnya, meluruskan sesuatu yang belum pada posisinya serta menegurnya demi tercapainya tujuan yang diharapkan bersama. Dalam hal ini seorang dewa bisa berupa atasan jika dia berada dalam instansi, kepala sekolah ataupun guru jika dalam lingkungan sekolah, kepala desa jika berada di dalam lingkugan masyarakat. Seorang dewa pun mampu mengetahui sesuatu dengan hanya melihat dengan sekilas, kemudian dapat menjawab bahkan menyimpulkan. Itulah sebenar-benar pengetahuan.
Manusia hidup berada pada ruang dan waktu, dimana keberadaan ruang ada di waktu dan sebaliknyaa keberadaan waktu ada di ruang. Inilah dua hal yang saling berkaitan dan sejalan. Dalam ruang itu ada beberapa bagian dimensi yang memiliki klasifikasi masing-masing untuk, tidaklah orang berpengetahuan dapat mencapainya. Berasal dari dalam diri sendiri saja, pastilah manusia memiliki sebuah nama ataupun sebutan yang diberikan oleh orang tuanya ketika lahir hingga akhir pada nantinya. Tanpa manusia sadari, nama yang diberikan oleh orang tuanya tidak sama dengan dirinya ketika lahir, karena perkembangan usia akan tetapi nama yang dimilikinya tetap tidak mengikuti perkembangan usia. Bisa juga ketika ketika orang menyebutkan bilangan dua, banyak orang menganggap dua itu beberapa hal, bisa telinga, bisa mata, bisa tangan, bisa kaki dan segala sesuatu asalkan berjumlah dua. Karena hal tersebut orang mengerti orang bukan karena orang, mengerti warna bukan karena warna, mengerti nama bukan karena nama, mengerti bilangan dua karena bilangan dua dapat berdiri sendiri dan lebih bermanfaat. Inilah yang disebut dengan ruang dimensi satu berupa singularitas.
Perasaan atau hati seseorang tidaklah mampu menanggung beban yang begitu berat, terkadang meluapkan semua perasaannya kepada seseorang dengan lugas dan jelas agar yang menjadi beban dalam perjalanan hidupnya dapat terasa nyaman. Kenyamanan dan ketentraman terwujud dengan ada sifat jujur, hal yang kecil namun bermanfaat bagi kehidupannya nantinya. Menginginkan sesuatu sesuai dengan fitrahnya, tanpa menambah dan menguranginya sehingga kehidupannya menjadi lurus-lurus aja. Inilah ruang dimensi dua yang berbentuk bidang datar yang didalamnya terdapat sifat kejujuran, refleksi dan proyeksi.
Meskipun manusia adalah makhluk yang paling sempurna jika dibanding dengan makhluk lain, akan tetapi manusia memiliki keterbatasan terhadap kemauan dan harapan. Kehidupan yang menuntut tingkat kebutuhan yang terus meningkat, adanya kesempatan yang luas serta mendapat dorongan sehingga kebanyakan yang terjadi adalah situasi korupsi. Disana mereka sebenar-benar menjalankan sesuatu yang menjadi kewajibannya, akan tetapi terkadang mereka terjerumus kedalamnya. Karena di dunia ini juga berbentuk melengkung, maka setiap hal yang terjadi adalah bidang melengkung. Hal lain yang terjadi pada setiap perjalanan seseorang menuju ke arah barat, maka suatu saat mereka akan berada kembali pada suatu titik yang ditinggalkan. Itulah yang sebenarnya ruang dimensi tiga, berupa kejadian-kejadian penyimpangan yang dilakukan manusia.
Pengalaman manusia berasal dari pengalaman a priori dan a posteriori. Dimana pengelaman tersebut memiliki penerapan yang berbeda-beda. Pengalaman a priori kebanyakan digunakan atau dimiliki oleh seorang anak dewasa, mereka dapat menghentikan suatu kegiatan tanpa melaksanakan kegiatan yang didasarkan pada pengalaman yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan demikian pengalaman yang kurang baik, atau ilmu yang tidak memberi keuntungan dengan seketika tidak dilakukannya, begitu juga sebaliknya jika pengetahuan itu baik maka hal tersebut dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya karena menguntungkan. Sedangkan pengalaman yang bersifat a posteriori kebanyakan digunakan oleh seorang anak kecil. Dengan melihat sesuatu terlebih dahulu, baru mereka dapat memberikan kesimpulan terhadap apa yang telah dilakukannya atau dilihatnya, karena pemikirannnya hanya mampu merekam sesuatu yang telah berjalan dan menyampaikan apa yang telah ada dalam pikirannya. Hal pengalaman a priori dan a posteriori harus didasarkan pada logika dan hati, jadi tidak semua makhluk hidup dapat menjalani pengalaman a priori maupun a posteriori, hanya manusia yang mampu memperoleh pengalaman yang sedemikian itu.
Pengetahuan menjadikan manusia menjadikan sebuah kebanggaan bagi manusia itu sendiri. Pengetahuan itu memberikan sifat kedewaan bagi manusia dan manusia yang lain, sifat kedewaan merupakan sifat yang menjadikan dirinya sebagai subjek, sedangkan objek merupakan segala sesuatu yang digunakan manusia yang menjadi subjek. Objek dapat berupa pakaian, sepatu, topi dst jika itu merupakan sifat kedewaan bagi dirinya sendiri, sedangkan objek bagi subjek yang memiliki kuasa antara lain berupa anak buah atau karyawan. Sebagai seorang subjek dapat melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan keinginannya. Tanpa mengetahui apa yang dirasakan oleh objek, yang mungkin saja melakukan kegiatanatau tindakan yang semena-mena terhadap objek. Kemudian dengan kondisi yang seperti ini, seorang objek pun dapat menjadi subjek atas keinginannya, atas tindakan yang telah dilakukan oleh si subjek. Objek menyadari bahwa betapa menyakitkannya menjadi sebuah objek, objek pun bisa menjadi seorang subjek atas segala sesuatu yang ada dan mungkin ada yang melekat pada dirinya. Jadi pengetahuan dapat memberikan sifat kedewaan bagi sifat-sifatnya, sebagai seorang subjek yang mampu memerintah objek (mengendalikan objek) serta objek pun mampu menjadi subjek berdasar keinginan-keinginannya.
Dalam aliran itu terdapat beberapa aliran yang digunakan di Indonesia yaitu aliran yang sesuai dengan gaya pendidikan yang ada disini yaitu aliran falibisem dan kontruktifisme tapi dalam hal ini falibisem adalah yang paling menonjol yang digunkan di Indonesia, tapi dalam hal ini  Fallibilisme adalah prinsip filosofis bahwa manusia bisa salah, dengan kata lain Fallibilism menunjukkan bahwa sebuah pengetahuan tidak bisa dipastikan dengan sepasti-pastinya. Selalu terdapat keraguan dalam sebuah pengetahuan. Dalam hal ini pendidikan Indonesia sepertinya ragu untuk melangkah lebih lanjut tapi memang suatu itu tidak ada yang sempurna , tapi kaitannya dengan pendidikan apakah tidak lebih baik memakai kontrutifisme kalare hal ini lebih mengaju pada pembangunan ilmu atau padangan keilmuan yang dibangun sendiri oleh para siswa kita hanya memfasilitasi, seperti itu lebih baik dari pada falibisem karena falibisem ini lebeih menekankan pada siswa itu sebagai wadah bukan sebgai makluk hidup yang tumbuh dan berkembang karena hakikat makluk hidup itu adalah tumbuh dan berkembang dengan segala pengaruh yang ada dengan natifisme, konvergen dan lain –lain sehingga murit ini bisa mengembangkan bakatnya secara maksimal tanpa ada paksaan dari semua pihak. Dan pembelajaran untuk para siswa itu adalah dari yang kongkrit ke yang abstrak karena hal ini menggabarkan situai mereka yang menginginkan sesuatu itu yang nyata, kalau kita kasih dengan suatu gambaran yang abtrak siswa ini tak bisa paham. Dalam hal ini pembelajaran harus menggunakan praktek agar lebih mudah dipahami murdi, karena esensi murit adalah mengetahui dengan jelas suatu barang yang dipelajari buka Cuma gambaran yang tak konkrit.



Senin, 07 Januari 2013

tugas akhirrrr



KU KENAL KU TAHU KU BENCI KU RINDU
Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Akhir  Mata Kuliah
Filsafat ilmu
Dosen Pengampu: Marsigit




Disusun oleh:
Muhammad sopiyana/ 12703251010



JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012


Pendahuluan

Filsafat adalah sebuah ilmu yang melihat sesuatu dengan mendasar. Filsafat ini jugalah banyak orang yang menyebutnya mather of sain yaitu ibu dari segala ilmu, tapi pemahaman yang seperti itu benar dalam literature literature juga bilang demikian, filsafat ini pertamakalinya dikenalakan oleh tales, plato, cratos, dan itu dikenalkan didaratan yunani tempat mereka dan ilmu ini muncul berasal. Perkembangan ilmu ini sangat cepat dalam dunia ini perkembangan yang cepat itulah yang membuat ilmu ini dapat menyebar kesegala penjuru dunia hingga sampai daratan timur tengan. Dalam hal ini terjadi perbedaan pandangan terhadap filsafat ini dua pandangan ini yaitu filsafat yang berkembang didaratan barat dan yang berkemabang didaratan timur, perbedaan pandangan ini yang paling mecolok adalah tentang letak ketuhana yang diposisikan dalam filsafat. Dalam filsafat barat memposisikan tuhan berda ditengah ilmu itu dan tuhan diini bukanlah rujuakan utama mereka lebih mementingkan pengggalian ilmu secra lebih mendalam. Tapi dalam dunia timur posisi tuhan berda di atas segala ilmu karena mereka sadar bawasannya tuhan lah yng meberi segalanya maka mereka tak berani melangkah melebihi kehendak tuhan, memang saya membenarkan hal ini. Tapi dalam hal ini saya mempelajari filsafat berawal saya duduk di bangku kuliaj strata satu itu yang mengenakan saya dengan filsafat itu awal kenal imunya kurang menarik bagi saya dan membuat bosen karena filsafat ini hanya abstrak saja bagi saya cerita lebihlanju ada dibawahhh.



Daftar isi

Pendahuluan.............................................................................................................. 2
Daftar Isi .................................................................................................................. 3
Pembahasan............................................................................................................... 4

A.    Awala kenal fisafat....................................................................................... 4
B.     Memakai aliran filsafat.................................................................................. 7
C.     Pemahaman penerapan filsafat..................................................................... 13
D.    Kebingungan dalam filsafat......................................................................... 15
E.  Mencari kebenaran terhadap kebingungan................................................... 17
F.   Harapan Q setelah ku tahu itu filsafat.......................................................... 19

Kesimpulan.............................................................................................................. 20
Daftar pustaka.......................................................................................................... 21



PEMBAHASAN

A.    Awala kenal fisafat
Di jenjang strata satu adalah saya mengawali ini semua saya mulai dikenalkan kepada pembelajaran ataupun kata anak-anak adalah kuliah opo? Nah disini saya kenal hal yang tak terduga dan berbalik dengan kehidupan saya di masa SMA saya disini mendapatkan perkuliahan yang saya belum pernah pelajari sebelumnya yang diantaranya adalah filsafat. Dulu perkenalan pertama kali saya kenal filsafat ini saya berada di semester 1 yaitu filsafat umum yang diampu oleh Prof. Abdurrahman tapi beliau hanya masuk 2 kali dalam perkuliahan 1 semester yang seterusnya diteruskan oleh asistenya yang bernama sibawehi. Dalam hal ini dia mengajarkan perkenalan filsafat itu apa ,,, saya mulai kenal filsafat itu bersal dari kata filo dan sopi yang berate bijak sana seperti nama panggilan aku yaitu sopi. Dalam hal ini saya mepelajari hanyalah filsafat yang berbau umum saja belum menjurus ke dalam isi yang sebenarnya, dalam hal ini saya belajar dengan langsung mencari sendiri yaitu pendidikan orangdeasa yaitu disuruh maju dengan diskusi panel dalah perkenalan ini saya mempelajari tentang aliran dalam filsafat dari mulai awal berdirinya filsafat dari mana dan di kemukakan oleh siapa filsafat pertama kali sampai denga perkembanganm filsafat dari asal negarnya yaitu yunani, melajutkanlagi terjadinya statna filsafat belanjut keabat pertengahan yang terjadinya pembagoian pembagian filsafat, teris mempelajarinya keabat moderent dengan para tokohnya diteruskan lagi ke abat postmodernisem denganpembelajaran yang banyak lagi dari mulai bangkitnya renaisan, teruis faham liberal, positifisme dll.
Tapi dalam pemebelajaran filsafat ini saya belum mengerti tentang filsafat itu seperti apa dan bagai mana karena keinginan saya untuk mempelajarinya hanya sedikit dan masih banyak pembebanan tugas yang lain seprti fiqih, hadis dll. Dari situlah saya kurang memahaminya saya hanya memahami baian saya ketika saya maju untuk makalah saya, hanya itu yang saya tahu dan yang saya ingat sampe sekarang itu hanyalah aliran yang ada dlm filsafat dan arti kata filsafat suguh perkenalan yang tidak mengenakan dengan filsafat ini.  Dari situ juga tim bul juga sedikit sedikit pemahaman dari saya tentang filsafat hal ini ditunjukkan karena untuk mengejar suatu nilai karena filsafat pada jenjang ini dan pertama kali ini menggunakan  ujian untuk mengetahui tentang kemampuan pemahaman terhadap sesuatu.
Dalam pembelajaran ini saya juga dikenalkan terhadap orang-orang yang notabenya dia sangat atusias terhadapa pembelajaran filsafat ini ketika dalam diskusi ini selalu bertanya dan bertanya hal inilah yang membuat mereka lebih paham dari pada saya dan benar juga ketika saya pikirkan bahawa dalam hal ini kita harus kritis dalam mengahadpi suatu situasi ataupun kondisi tertentu, dengan kekritisan ini mereka menjadi tahu lebih dari saya tentang filsafat. Ketika para orang-orang ini bertanya pada suatu kelompok pemakalah, para kelompok pemakalah ini tak bisa menjawab, karena dalam hal ini mereka maisih mengejar ego dan salaing menjatuhkan asatu sama lainnya pengertiyan mereka tentang diskusi itu seperti itu. Bahawa pemakalh yangdi depan itu haris dihakimi karena mereka yang mersa lebih tahu. Ketika ada kalanya Tanya jawab itu seperti itu bagi orang-orang etrsebut tapi bagi saya tidak seperti itu karena saya juga mengalaminya tapi gak separah gak bisa jawab pertanyaan dari para audien, dan ketika itu saya juga bertanya pada suatu kelompok tapi mereka tak bisa menjawabnya saya merasa bersalah kepada kelompok itu, sehabis itu saya minta maaf dengan kelompok itu ,, saya berpikir kalau saya berada pada posisi itubagai mana saya menghadapinya dari situlah saya meresapi hal itu, dan saya hanya diam dipertemuan pertemuan selanjutnya dan hany amendengarkan dosen ketika menerangkan filsafat umu yang kajiannya masih sangat mendasar belum sapai dalam hanya pengenalan pengenalansaja dan saya juga menegnal saja tidak mendalaminya lebih lanjut.
Dari itulah saya mengenal fisafat dari mulai saya menginjakan kaki saya dibangku kuliah pertama kali di uin sunan kalijaga jurusan kependidikan islam. Saya mulai beretemu lagi dengan filsafat itu ketika saya sudah menginjak disemester 4 saya disemester ini saya mendapatkan mata kuliah filsafat ilmu yang didalamnya terdapat ilmu-ilmu atau faham faham yang ada dalam filsafat saya masih ingat pertama kali makalah itu yang berjudul Ontologi, Epistemologi, Aksiologi. Itu makalah yang pertama kali maju, tapi masih ada sekitar beberapa pokok bahasan yang diantaranya Positivisme, Falsifikasi Karl Popper, Anarkisme Ilmiah Feyerabend, Revolusi Ilmiah Thomas Kuhn, Metode Program Riset Imre Lakatos, Teori Kritis Mazhab Frankfurt. Pemahaman saya mualai muncul disini mengenai faham-faham yang ada dalam filsafat dan saya mualai asik dalam hal ini tentang pemahaman positivisme Filsafat harus dapat memberikan kriteria yang ketat untuk menetapkan apakah sebuah pernyataan adalah benar, salah atau tidak memiliki arti sama sekali. Atau dengan kata lain bahawa sesuatu itu harus mempunyai guna dan fungsi kalu tidak memili akan dibuang paham ini di ikuti oleh kal poper .[1]tapi dalam kuliah ini saya mendapat jatah yaitu makalah yang berjudul fahar anarkisme feyeraben akan saya tampikan cupilikan dari makana anarkisme feyeraben: Pandangan yang diberikan Feyerabend mengenai ilmu adalah tidak ada penilaian mengenai watak dan status ilmu akan lengkap tanpa satu usaha untuk memahaminya. Feyerabend mengklaim bahwa tidak ada metodologi ilmu yang pernah dikemukakan selama ini mencapai sukses. Cara yang dilakukan Feyerabend untuk mengeklaim adalah dengan memperlihatkan bahwa metodologi–metodologi tidak cocok atau tidak sejalan dengan sejarah fisika dan sudah tidak memadai untuk membimbing aktivitas para ilmuwan. Tidak itu saja ada bebagai pendapat tentang hail ini Anarkisme berasal dari bahasa Yunani : anarkhia, yang berarti tanpa pemerintah (without rulers).
Dalam perkembangan selanjutnya, anarkisme tumbuh menjadi sebuah gerakan politik dan pemikiran filsafat yang menyatakan bahwa semua bentuk pemerintahan/negara adalah buruk dan oleh karena itu harus ditolak. Dalam perkembangan selanjutnya, anarkisme kemudian menjadi bagian dalam perkembangan ideologi sosialis khususnya sebagai pemikiran filsafat dan gerakan sosial politik alternatif diluar pemikiran-pemikiran Karl Marx. Anarkisme memandang bahwa masyarakat adalah kesatuan individu yang bebas dari kekuatan pemaksa dan merupakan interaksi dari individu – individu yang bebas dan merdeka[2].
B.     Memakai aliran filsafat
Dalam  hal ini saya gabungkan pengertiyan pengertiyan aliran filsafat dari saya duduk di bangku S1 dan S2 dalam hal ini semakin banya aliran yang saya ketahui dalam filsafat sampai saya bingung memahaminya karena bermacam-macam diantaranya Humanism, Anarkisme, Prakmatisme, Positivism, Idelisme, Rasionalisme, Eksistensialisme, dll.
1.      Humanisme

Dalam bukunya Philosophy of  Humanism, Corlis Lamont menulis definisi dari Humanisme yaitu humanisme meyakini bahwa alam merupakan jumlah total dari realitas, bahwa materi-energi dan bukan pikiran yang merupakan bahan pembentuk alam semesta, dan bahwa entitas supernatural sama sekali tidak ada. Ketidaknyataan supernatural ini pada tingkat manusia berarti bahwa manusia tidak memiliki jiwa supernatural dan abadi; dan pada tingkat alam semesta sebagai keseluruhan, bahwa kosmos kita tidak memiliki Tuhan yang supernatural dan abadi. Tapi dalam hal ini saya memahami dari bangku kuliah S1 humanisme adalah suatu faham yang menaytakan bahwa kita itu seharusnya memanusiakan manusia dengan menghargai semua perbedaan yang ada dan mungkin ada dari diri kita masing masing dan orang lain sehingga terciptany kerukunan yang seiring sejalan di kehidupan kita[3].

2.      Anarkisme

Anarkisme berasal dari bahasa Yunani : anarkhia, yang berarti tanpa pemerintah (without rulers). Dalam perkembangan selanjutnya, anarkisme tumbuh menjadi sebuah gerakan politik dan pemikiran filsafat yang menyatakan bahwa semua bentuk pemerintahan/negara adalah buruk dan oleh karena itu harus ditolak. Dalam perkembangan selanjutnya, anarkisme kemudian menjadi bagian dalam perkembangan ideologi sosialis khususnya sebagai pemikiran filsafat dan gerakan sosial politik alternatif diluar pemikiran-pemikiran Karl Marx.
Anarkisme memandang bahwa masyarakat adalah kesatuan individu yang bebas dari kekuatan pemaksa (dlm hal ini negara) dan merupakan interaksi dari individu-individu yang bebas dan merdeka[4]. Tapi bila kita mengikuti faham ini kita bisa menegkpresikan dirikita semaksimal mungkin dan seindah mungkin karena anrkisme memandang bahwa setiap individu itu haruslah bebas berkehendak semaunya dan bebas dengan demikian anarkisme ini tanpa aturan , tapi bila kita mengikuti dan hany amengikutinya ini seperti kita melihat anak pang itulah anarkisme yang berada di Indonesia[5].

3.      Pragmatisme

Pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa yang benar apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang bermanfaat secara praktis. Pengalaman-pengalaman pribadi, kebenaran mistis semua bisa diterima sebagai kebenaran dan dasar tindakan asalkan membawa akibat yang praktis yang bermanfaat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa pragmatisme adalah manfaat bagi hidup praktis.
Aliran ini menekankan pada praktik dalam mengadakan pembuktian kebenaran dapat dilihat dari tindakannya yang praktis atau dari segi kegunaan,  berusaha menemukan asal mula serta hakikat terdalam segala sesuatu merupakan kegiatan yang sangat menarik, meskipun kegiatan tersebut luar biasa sulitnya.  Misalnya, menjadi dosen adalah kebenaran jika memperoleh kenikmatan intelektual, mendapat gaji atau apapun yang bernilai kuantitatif atau kualitatif [6].

4.      Positivisme

Positivisme menegaskan bahwa hanya pengetahuan yang otentik adalah yang didasarkan pada pengalaman rasa dan verifikasi positif. Sebagai suatu pendekatan terhadap filsafat ilmu yang berasal dari pemikir Pencerahan seperti Henri de Saint-Simon dan Pierre-Simon Laplace, Auguste Comte melihat metode ilmiah sebagaimana menggantikan metafisika dalam sejarah pemikiran, mengamati ketergantungan melingkar teori dan observasi dalam ilmu . Positivisme sosiologis kemudian dirumuskan oleh Émile Durkheim sebagai dasar untuk penelitian sosial. Pada pergantian abad ke-20 gelombang pertama sosiolog Jerman, termasuk Max Weber dan Georg Simmel, menolak doktrin, sehingga pendiri tradisi antipositivist dalam sosiologi. Kemudian antipositivists dan teoretisi positivisme kritis yang terkait dengan "saintisme"; ilmu sebagai ideologi[7].

5.      Idealisme

Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma) atau jiwa. ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan itu.Aliran ini merupakan aliran yang sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam idea itu. Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga (entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham idealisme hilang sirna sekali. Di masa abad pertengahan malahan satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar idealisme ini.

6.      Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengatahuan satu-satunya yang benar adalah rasio (akal budi). Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (resen) adalh alat terpenting dalam memperoleh pengatahun dan mengetes pengatahuan. Jika empiresme mengatakan bahwa pengatahuan diperoleh dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme mengejarkan bahwa pengatahuan di peroleh dengan cara berfikir alat dalam berfikir itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika.Usaha manusia untuk memberi kemandirian kepada akal sebagaimana yang telah dirintis oleh para pemikir renaisans, masih berlanjut terus sampai abad ke-17. Abad ke-17 adalah era dimulainya pemikiran-pemikiran kefilsafatan dalam artian yang sebenarnya. Semakin lama manusia semakin menaruh kepercayaan yang besar terhadap kemampuan akal, bahkan diyakini bahwa dengan kemampuan akal segala macam persoalan dapat dijelaskan, semua permasalahan dapat dipahami dan dipecahkan termasuk seluruh masalah kemanusiaan[8].
7.      Eksistensialisme

Filsafat ini memfokuskan padsa pengalaman-pengalaman individu. Eksistensi adalah cara manusia ada di dunia ini. Cara berada manusia berbeda dengan cara beradanya benda-benda materi tang lain. Cara beradanya manusia adalah hidup bersama dengan manusia lainnya, ada kerjasama dan komunikasi serta dengan penuh kesadaran, sedangkan benda-benda meteri lainnya keberadaannya berdasarkan ketidak sadaran akan dirinya sendiri dan tidak dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Benda-benda materi, alam fisik, dunia yang berada diluar manusia tidak akan bermakna dantidak memiliki tujuan apa-apa jika terpisah dari manusia. Jadi dunia bermakna karena manusia (TIM Pengajar UNIMED:2011:31).
Dalam pandangan materialisme, baik yang kolot maupun yang modern, manusia itu pada akhirnya adalah benda seperti hal halnya kayu dan batu. Memang orang materialis tidak mengatakan bahwa manusia sama dengan benda seperti halnya kayu dan batu. Akan tetapi, materialisme mengatakan bahwa pada akhirnya; jadi pada prinsipnya, pada dasarnya, manusia hanyalah sesuatu yang material, dengan kata lain materi, betul-betul materi. Menurut bentuknya memang manusia lebih unggul daripada sapi, ataupun batu, tetapi pada eksistensinya manusia adalah sama saja dengan sapi, pohon ataupun batu. Nah disinilah terjadi pertentangan antara kaum materialisme dan eksistensialisme[9].

Itulah tadi beberapa aliran dalam filsafat yang saya dapat kan dari bangkuliah sebenernya masih banyak lagi aliran yang ada dalam filsafat tapi saya mengambil beberapa yang familier dari saya sejak saya duduk di strata 1, dalam pemahaman saya terhadap aliran di atas saya tertarik pada aliran prakmatisme karena mnurut saya itu suatu benda bila memiliki kegunaan itu baru dinakamakn benda dan aliran humanisme aliran ini menitik beratkan pada hubungan antar manusi yaitu saling memahami menghargai dan saling toleransi. Disinilah letak ketertarikan saya terhadapa ilmu filsafat dan alirannya, memamng filsafat itu adalah ilmu yang kita kemabngkan bedasarkan intuisi yang ada pada diri kita, jadi kita bisa mengekpresikan sesuai dengan pikiran kita karena filsafat itu adalah diri kita. Tapi lambat laun mengapa hanya aku mengerti saja filsafat ini dan aku pahami untuk diriku senidiri tidak aku amalkan kepada orang yang ada di sekitarku dengan kehidupan sehari hari, aku berfikir lagi apakah aku bisa menerapkan pada kehidupan sosial saya , apaka h orang mengerti akan filsafat, apakah orang tahu akan filsafat tapi saya mengaryikan sesuai arti kata tadai bahwa filsafat itu adalah sebuah ajaran yang kita bisa kembangkana sesuai dengan hati dan pikiran kita bebas  karena pada dasarnya filsafat itu adalah olah piker kita untuk kita dan orang lain jika mau. Dengan demikian saya menerapkan pada kehidupan saya dengan cara saya yaitu dengan perilaku saya tapi bukan dengan omongan karena kalau denganomongan orang takkan mengerti arti filsafat itu lambata laun saya menik mati itu tapi disisi lain ada ganjalan pada diri saya terhadap filsafat pragmatism yang saya pelajarai, hal ini akan di kemukakan di bawah ini.

C.     Pemahaman dan penerapan filsafat
Dalam hal ini pemahaman saya mulai berkembang dan mengarah saya ke dalam filsafat prakmatisme yang mengakui yang bisa digunakan adalah yang benar dari situ saya mulai mengolak alik tentang positifisme saya menemukan kenikamatan didalam pemahaman saya terhadap fisafat ini. Tapi saya juga menemukan ke ganjalan, saya tetap menggunakannya tapi disisi lain saya juga mengenal humanisme yang lebih sopan yaitu memanusiakan manusia dari sini saya mengadu keduhal tersut dalam diri saya karena saya sedang mengalami kenikamatan dalam pemahaman dan penerapan dalam diri saya, tapi dalam hal ini saking banyaknya pemahaman yang saya lakukan dan saya banyak mendapat pengarahan dan penjelasan dari dosen saya yang bernama Sibawai saya melakukan perekdusian itu kata Prof. Marsigit yaitu suatu pemilihan atau penyeleksian yang dilakukan untuk memilih sesuatu yang paling pentinga dan paling bagus menurut kita semua, dan dengan kata lain mengdikotomikan dan memilih yang baik yang perlu dan yang tidak perlu dibuang kedalam epoke saya sudah memilah memilih bagai mana saya memahami ilmu ini agar ilmu ini saya bisa gunakan dalam kehidupan di lingkungan saya tapi tidak memilih ilmu saja tapi kaitan dengan hal ini sudah memulai tentang faham yang mana juga yang harus saya pedalami untuk saya gunakan dalam hidupsaya ini dan kelak berguna bagi saya.
Dalam hal ini saya masih memberatkan pragmatism yang dibarengi dengan humanism mengapa demikian karena dalam pemahaman saya asyik gt  kalau kita memamhi karaya seseorang yang dapat berguna buat  kita, sedangkan karya seseorang yang tak bisa digunakan tidak langsung dibuang tapi kita refleksikan kedalam diri kita, mengapa dalam positifime saya bertidak demikian karena dalam artiyan positifisme lebih menekankan pada suatu hal yang bermanfaat dan yang tak bermanfaat itu dibung tapi saya tidak demikian karena saya memakai humanism yang lebih menekankan pada penghargaan setiap makluk hidup itu mempunyai tujuan yang sama saling menghargai dan di hargai dari situlah postivisame saya gabungkan dengan humanisme. Dalam hal ini saya mulai mengakui adanya orang itu tak dapat hidup sendiri didunia ini tapi orang itu saling mengerti, memahami, menolong, mengasihi kepada sesame manusi dalam hal ini kita bisa memahami arti pentingnya humanism yang sebenarnya janganlah kau pandang orang itu tak berguna ,, itu sudah melecehakan di dari sisi manapun , karena dalam hal ini kita ketahu “ allah berfirman dalam al quran yang berbunyi aku ciptakan jin dan manusia tidak hanya untuk beribadah kepadaku” dan tidak itu saja kita lihat penciptaan manusia, bahwa manusia itu diciptakan dari setets mani dan setetes ovum yang bertenu yang menghasilkan janin, tapi dalam hal ini allah juga berfirman kuciptakan manusia itu dari saripati tanah.
Dari sini kita ketahui bahwa pada dasarnya manusia itu sama sederajat dimata allah, hanya kekanyaan dan tahta di dunia ini yang membedakanya. Maka dari situ janganlah kau sombong karena penciptaan kalian iu semuanya sama. Dengan demikian saya sadar arti pentingnya humanis me di muka bumi bahawa kita harus saling menghargai dengan sesame makluk allah tidak hanya yang miskin , kaya, pejabat, kolomerat, kita harus saling menbantu satu sama lain itulah artipentingnya humanism , saya terapkan itu di kehidupan saya sungguh hal terindah itu karena saya bisa memahami orang dan dipahami orang karena humanisme. Tapi hal ini juga saya memahami pragmatism dengan pertimabngan humanism dengan demikian kita bisa mengetahui sejauh mana kita perduli dengan hasil jerih payah seseorang dan karya seseorang tapi hal iniprakmatisme itu saya juga masih kurang mengaggap serius hal ini jika kita menganggap pragmatism suatu karanya seseorang maka saya takhumanisme terhadap seseorang dalam hal ini semakin jauh saya menjadi bingung tentang penerapan hal ini karena hal ini memang rumit disisi lain pengin humanism tapi disisilain saya prakmatisme.
Tapi hal ini saya menggali dalam dan lebih dalam lagi pragmatism ini saya hanya memahami seperoh hanya kepada paham kal barang ini ada gunanya maka saya pakai tapi kal gak ada gunanya saya tak membuangnya melainkan menjadikan  barang ini sebagai rasa tahu saja dan pengalaman bagi saya pribadi agar saya bisa memahami arti pentingnya prakmatisme dan humanism. Tapi dalam hal ini apakah saya salah atau benar itu bukan saya menilai tapi orang lain dan diri saya dan yang ada di atas kanan dan kiri saya yang tahu.

D.    Kebingungan dalam filsafat
            Dari kata-kata saya diatas disisi lain saya mengalami keganjilan yang ada di dalam hati saya dan di dalam fikiran saya , dalam hal ini ada orang yang mengkalim jangan lah kamu belajar filsafat karena filsafat ini adalah ilmu yang tidak nyata dan abtrak itu hanyalah omongkosong belaka , setelah saya piker piker itu semua memang benar. Karena apa saya memikiraka yang sudah konkrit itu saja masih di telusuri oleh filsafat seperti tuhan mereka pakah percaya dengan adanya tuhan tapi hal ini membuat saya gunda gulana ,, setelah saya masuk pendidikan yang klebih tinggi lagi saya mendapat kan kuliah filsafat ilmu yang setiap hari suruh baca elegy yang dosennya hanya cerita saja muter-muter katanya suruh buat pertanyaan tapi gak pernak dibahas, hal ini mulailah saya memikirkan filsafat itu saya memikirkan kalau memang filsafat itu banyak alirannya maka memang benar hal ini terjadi kal filsafat itu buah piker kita memang benar itu buah pikiran kita, hal ini yang mebuat saya berfikir dan berfikir lagi. Kal kita pikirkan filsafat ini yang kongkrit yang kita percayai sepengetahuan saya itu dulu” dalam hal ini saya memikirkan tuhan yang itu hanya bisa kita percayai tapi dalam hao ini tuhan itu tidak lah konkrit ,maka say ragu akan tuhan ini tapi dalam keraguan ini mengapa aku harus menjalankan keraguanitu dengan melakuakan perintahnya dan saya memelkuk aga , mending mejadi ateis yang tak mempunyai agama sekalian dan hanya memikirkan duniawi saja, ituyang membuat saya percaya dam tak percaya tentang tuhan itu.
Tapi dikala ada sesuatu yang memngngagetkan saya masih meistifar ucap salam , hal ini bagaimana saya masih bingung tentang hal ini semua apakah aku harus belajar berfilsafat tanpa ada pegangan didalam hatiku ini aku gak belajar filsafat tapi aku punya pegangan tapi dalam hal ini filsafat hanyalah sebuah ilmu yang dating dari negri yunani sembelum masehi dan orangnya masih brutal dan adayng ateis , tapi disisi lain aku inisudah dioberi pelajaran tentang ketauhitan dari Tk – S1 apakah aku hanya kaya begini saja, apa aku gara-gara ilmu yang gak genah ini aku hilang akal sehatku dan kehilangan kepercayaanku aku masih bingung dan terus memikirkanya memang benar orang omong ilmu itu bisa membuat gila ilmu itu bisa membuat cinta ilmu itu bisa membuat abadi, tapi keabadian yangpaling kekal adalah aga ,yang meltakkan ilmu itu tiada di jemari agama , agama adalah kausal prima tanpa tading itu lah agama.. ku masih bingung alam posisi ini, dan dalam hal ini juga saya juga mengalami kebingungan yang sangat amat bingung, ketika saya membaca sebuah artikel milik dosen saya, yang isinya bahwa filsafat itu bisa diletakkan di depan apapun dan yang saya buat lebih bingung lagi mengapa ada setetemen demikian yang pada dasarnya dosen itu juga beragama mengapa dia meletakkan filsafat didepan apapun, bukanya kalau kita hidup didunia ini kita mengejar dunia ini pasti agama kita yang kececeran tapi kal kita mengejar akhirat maka dunia kita masih terjami itu kata guru saya sewktu saya menghadiri pengajian dan diskusi, tapi dalam hal ini kebinguangan ini semakin menjadi kala aku bingung aku ini mau yang mana dalam pilihan saya ataukah saya mau mendalami dunia ku atau akhiratkua, tapi hal ini saya tanyakan balik pada dosen saya tetang setetemen dia bahwa filsafat bisa diletakkan didepan apapun, itu pun juga gak dijawab oleh dirinya. Aku masih bingung dalam pendalaman hidup yang disertai dengan filsafat.

E.     Mencari kebenaran terhadap kebingungan
Dalam mencari kebenaran ini saya bertaya pada teman yang mengerti akan filsafat dan bertanya pada dosen mereka meberikan jawaban yang beragam atas pertanyaan ku aku malah semakin bingung atas semua jawaban yang mereka lontarkan, tapi saya tidak putus asa atas semua yang menimpa pada diriku ini, aku beranjak dari bangu S1 KE S2 ku mendapatkan dosen yang bernama Marsigit yang kukenal di orangnya sik tak mudah marah senang ketawa, dan no profil, hal ini saya menikmati kuliah yang beliau beri sampe akhiranya tugas pertama adalah saya di berikan untuk mengomentari blog dari bapaknya yang berisi tentang pola piker dia tentang semua yang berkaitan dengan filsafat saya mulanya gak tertarik tapi pada akhirnya saya melihat blognya juag saya pelajari blog itu dari awal tahun 2010-2012 yang isinya semua berkaitan tentang filsafat, agama , matematika, dan pendapat para tokoh semua hal ini yang mebuat saya membaca bukan karena itu tapi karena peniulaian terbesar dalam kuliah ini adalah komen elegi atau komen isi blok itu, tapilambat laun saya menikmati bacaan elegy yang ada di blog beliau say abaca tentang pendapat beliau tentang agama tapi saya memang mengiyakan tapi dalam situ ada kontra juga tapi apalah itu di dalam otakepoala orang itu beda beda hanya yang sama itu tentang kepercayaan tentang tuhan.
Dalam eleginya terdapat beberapa yang menyangkut tentang pertanyaanaku tapi hanya ku iyakan saja ternyata seperti ini kalau saya bertanya seperti ini tapi hal ini belum memuaskan saya tentang apa yang ada di benak saya, tapi dalam hal ini saya inget perkataan beliau janganlah berpikirlagi kalu kamu sudah kontra dalam fikiran anda haruslah kembali ke dalam siapa yang mencitakan anada dan apa agama anda, saya berfikir beliau menyuruh saya kembali ketuhan saya yang meberikan saya segalanya, dalam hal ini saya sadar ketika orang itu jauh dengan agamanya maka orang itu jauh dari nikmatnya itulah yang sya alami disaat itu dan saat ini dan saya mendapatkan penceraha lagi dalam hal ini janganlah kau mengejar dunia dunia itu semu kalau kau kejar duniamua akhiratmu gakkan dapat , tapi kalu kau kejar akhiratmu duniapasti kau dapatkan.
Distulah saya sadar akan hal ini saya menekuk lehersaya teryata saya jauh dari tuhan ku, semua yang ada dan yang mungkin ada ini hanyalah miliknya kita hanyalah khalifah yang diturunkan didunia ini dengan tugas memlihara dunia ini. Ku mulai sadar dank u mulai dekatlkan diri saya padaNYA hal ini lah yang membuat fikiran saya dan hati saya tentram semua permasalahan yang ad dalam diriku bisa hilang satu persatu memang besar kuasa kamu YA ALLAH maafkan aku yang jauh dari mu. Kaulah segalanya sumber dari semua yang ada di dunia ini.  Dari situlah ku dapatkan jawaban atas pertanyaanku dan ku sadar ku bgini karena dia dan ulah ku ku bahagiya karena ulahku juga terhadap DIA. Moga hidupku kan lebih baik dari sebelumnya amin. An setelah kutahu jawaban atas semua itu filsafat itu ternya permainan kata yang ada di dunia ini dan menggabarka pola piker kita , sapa saja boleh berfilsafat jika dia tahu dimana dia harus berfilsafat.
F.      Harapan Q setelah kutahu itu filsafat
      Harapan ku adalah ku ingin mengajar akhirat ku karena duniaku tergambar di akhirat ku.  Jangan sia-siakan hidup mu karena hidupmu itu sangatlah berharga karena hidup itu Cuma sekali, dan batulah sesamamu karena itu sama sepertimu dan yang membuat kamu ada buka dirimu tapi sesamamu. Janganlah kau belajar tanpa ada landasan agama di atasnya karena agama itu penting karena dia rujukan terakir bagi masalah mu. Dan janganlah belajarkarena napsu karena itu akan mebawa ke butuan bagi mu. Ku ingin yang kupelajari bukan hanya untuk ku tapi juga untuk mu para pencari ilmu.
Gunakan hidupmu dengan bijak.



Kesimpulan
Ketahuilah jika kita mau belajar seseuatu landasilah dengan agamamu karena agama itu penting bagi kiita dan janganlah kau pelajari sesuatu itu dengan nafsu yang besar karena nafsu itulah yang membuat kamu akan tersesat di belahan jiwa manapun. Dan jika kau mendapatkan suatu kebingungan yanggak ada jawabannya kembalikan itu semua ke dalam dan kejalan allah karena dialah segala sesuatu itu bersumber karena dialah kita bisa sepert ini dan jangalah kau kejar dunia ini karena jika kau kejar duni dunia semakin jauhb dari kamu, tapi kejarkah akhiratmu larena jika kau kejar akhirat mu kamu akan di dekati oleh dunia itu. Belajarla sesuatu itu dengan bijak dan janganlah kau meneyepelekan apapun dan saling berbagi sesamamu karena dengan dia kamu bisa ada dan tiada. Inget kamu hanyalah makluk lemah wahai manusia.



Daftar Pustaka
Ahmad Syadali,1997. Filsafat Umum, Bandung : CV. Pustaka Setia.  
Ahmad Tafsir.2007. Filsafat Umum, Bandung: Rosda.
Atang abdul hakim.2008. Filsafat Umum dari Metologi sampe Teofilosopi, Bandung : Pustaka Setia.  
Donny Gahral Adian ,Persoalan-persoalan Filsafat.
Muhammad adib. 2006. Filsafat Umum, Yogyakarta. Pustaka pelajar.  





[1] Persoalan-persoalan Filsafat. Donny Gahral Adian
[2] Ahmad Tafsir.2007. Filsafat Umum, Bandung: Rosda.69
[3] Ibid . Hal.78
[4] Ibid., hal.160
[5] Atang abdul hakim.2008. Filsafat Umum dari Metologi sampe Teofilosopi, Bandung : Pustaka Setia. Hal. 206
[6] Ibid., Hal.319
[7] Muhammad adib. 2006. Filsafat Umum, Yogyakarta. Pustaka pelajar. Hal.123
[8]Muhammad adib. 2006. Filsafat Umum, Yogyakarta. Pustaka pelajar. Hal.275
[9] Ahmad Syadali,1997. Filsafat Umum, Bandung : CV. Pustaka Setia. Hal.127